Pon-Pes Tahfidz Alghurobaa'

Penggunaan nama Alghurobaa’ dimaksudkan agar para santri nantinya menjadi...Selanjutnya >>

Teladan Sayyidah Maryam

Maryam yang sudah Allah sebut langsung sebagai wanita yang...Selanjutnya >>

KH. M. Arwani Amin (Kudus)

Beliau dikaruniai kecerdasan dan minat yang kuat dalam menuntut ilmu...Selanjutnya >>

Anak Wajib Menafkahi Orang Tua

Segera memperhatikan kembali keadaan orang tua masing-masing, karena...Selanjutnya >>

Wednesday, 12 September 2012

Pondok Pesantren Tahfidz Putra-Putri Alghurobaa' (Kudus-Jawa Tengah)

Latar Belakang

Pondok pesantren adalah merupakan  pendidikan khas Indonesia yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat telah teruji kemandiriannya sejak berdirinya sampai sekarang. Pada awal berdirinya, bentuk pondok pesantren masih sangat sederhana. Kegiatannya masih diselenggarakan di dalam masjid dengan beberapa orang santri yang kemudian dibangun pondok-pondok sebagai tempat tinggalnya. 

Dalam perkembangannya pesantren paling tidak mempunyai tiga peran utama, yaitu sebagai lembaga pendidikan Islam, lembaga dakwah dan sebagai lembaga pengembangan masyarakat. Pada tahap berikutnya, pondok pesantren menjelma sebagai lembaga sosial yang memberikan warna khas bagi perkembangan masyarakat sekitarnya. Peranannya pun berubah menjadi agen pembaharuan (Agen Of Change) dan agen pembangunan masyarakat. Sekalipun perubahan demikian, apapun usaha yang dilakukan pondok pesantren tetap saja yang menjadi khittoh berdirinya dan tujuan utamanya, yaitu tafaqquh fi-ad-din. Secara eksistensi pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan dan lembaga sosial, tumbuh dan berkembang di daerah pedesaan dan di perkotaan. Secara esensial pesantren merupakan sebuah asrama pendidikan Islam tradisional dimana para siswanya tinggal bersama dan belajar ilmu-ilmu keagamaan di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kyai. Asrama untuk para siswa tersebut berada dalam komplek pesantren dimana Kyai bertempat tinggal. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Nusantara yang eksistensinya masih tetap bertahan hingga sekarang di tengah-tengah kontestasi dengan pendidikan modern yang "berkiblat" pada dunia pendidikan model barat yang di bawa oleh pemerintah Hindia Belanda ke Nusantara sejak abad ke-19 M.

Dunia pondok pesantren tahfidz adalah suatu wadah dimana terdapat ruang lingkup pembelajaran al-Qur’an dari mulai al-tajwid, sifat al-huruf, makhaarij al-huruf dsb. Dari substansi itulah pondok pesantren tahfidz khususnya menyimpan potensi yang sangat signifikan dalam melakukan transformasi perubahan yang lebih baik dalam mencakup semua aspek kehidupan. Dalam hal ini, para santri dituntut untuk mampu menghadapi setiap permasalahan sekaligus menjadi solusi akan hal tersebut, karena al-Qur’an merupakan sesuatu yang paling utama dari "sesuatu" yang lain, bahkan Allah memuliakan orang yang membaca dan yang menghafalnya. Sebagai mana hadits Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam:

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَال :َقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَحَفِظَهُ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ وَشَفَّعَهُ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ كُلُّهُمْ قَدْ اسْتَوْجَبُوا النَّارَ. رواه ابن ماجه

Artinya : Dari Ali bin Abi Thalib Beliau berkata: "Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Barang siapa membaca al-Qur’an dan menghafalnya niscaya Allah masukan ke surga dan memberinya hak syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya yang telah ditetapkan masuk neraka." (HR. Ibnu Majah).      

Serta masih banyak lagi hadits berkaitan yang menerangkan tentang keutamaan al-Qur'an.

Sejarah

Pondok Pesantren Tahfidz Alghurobaa’ terletak di Jalan Megawon, Desa Tumpangkrasak RT. 01 RW. 07, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Pesantren ini dirintis oleh Romo KH. Mustamir Abdul Mu’in Al-Hafidz pada tahun 1980-an, beberapa hari setelah boyong dari nyantri kepada KH. Muhammad Arwani Amin Al-Hafidz.

Sejarah berdirinya bermula dari majelis ta`lim yang kemudian berkembang menjadi pesantren karena banyaknya santri yang datang untuk mengaji atau menimba ilmu. Penggunaan nama Alghurobaa’ dimaksudkan agar para santri nantinya menjadi anggota masyarakat yang tidak mudah terkena arus, tahan uji dan siap menghadapi hidup di tengah masyarakat.

Pesantren yang diresmikan sejak tahun 1995 ini memiliki fasilitas beberapa unit gedung sebagai kelas, kamar tidur santri, sarana mandi, cuci dan kakus (MCK), dapur serta koperasi santri, yang berdiri di areal tanah seluas 1500 m2. Alhamdulillah telah tersebar ratusan alumni  yang berasal dari Pulau Jawa sendiri bahkan dari luar Pulau Jawa. Selain belajar di pesantren, para santri juga ada yang masih menempuh pendidikan formal baik di madrasah, sekolah umum maupun perguruan tinggi. Spesifikasi keilmuan pesantren ini adalah tahfidz (menghafal) al-Qur’an yang merupakan basis keilmuan pengasuhnya. Pengajaran dilakukan secara bertahap dan dimulai dari dasar yang meliputi pembinaan al-makhraj serta cara membaca al-Qur’an sesuai al-tajwid dengan al-tartil.

Pesantren ini juga mengajarkan kitab salaf yang ditempatkan di masjid, dengan harapan agar masyarakat sekitar dapat mengikutinya bersama para santri, sekaligus sebagai upaya meramaikan masjid.

Sistem Pembelajaran

Sistem pendidikan yang digunakan adalah sistem klasikal dan individual. Secara individual, santri yang masih ditingkat dasar dibina oleh pembimbing yang diambil dari santri senior yang telah mendapatkan ijin dari kiyai. Sementara bagi santri yang menghafal secara bi al-nadhlar (dengan melihat teks al-Qur’an) maupun bi al-ghaib (tanpa melihat teks al-Qur’an), diberlakukan metode sorogan atau setoran dan dibina langsung oleh beliau sendiri.

Proses evaluasi santri yang menghafal al-Qur’an dilaksanakan dengan cara sema’an yakni santri membacakan hasil hafalannya di hadapan Kyai. Apabila telah dinilai dapat membaca secara benar dan lancar, santri tersebut dinyatakan lulus dan diperbolehkan menghafal ayat-ayat berikutnya.

Kegiatan pengajaran harian di pesantren ini adalah pengajian al-Qur’an setiap ba’da Maghrib dan Isya’ serta istighotsah dengan membaca Asma’ al-Husna setiap pukul 03.00 dini hari. Pengajian kitab diselenggarakan ba’da Isya’ setiap malam Selasa dan malam Sabtu. Kitab-kitab yang diajarkan di antaranya adalah al-Durus al-FiqhiyyahTafsir al-Jalalain dan Irsyaad al-‘Ibad. [] Red. ALCOREGB

Referensi: CёRMIN (Central Riset dan Manajemen Informasi), Profil Pesantren Kudus, PEMKAB KUDUS, 2005.

 
.:: Simak Berbagai Artikel Melalui Offcial Link Kami Facebook Dan Twitter. Kritik Konstruktif Dan Saran Dapat Dikirimkan Kepada Kami Melalui Email Redaksi ALCORE (Alghurobaa' Corner) Hubungi alghurobaacorner@gmail.com. Like Fan Fage Alghurobaa' Corner Dan Follow Twitter @ghurobaacorner ::.